Kamis, 21 November 2013

KASUS 4

PUSAT PERTUMBUHAN
EKONOMI ASIA YANG BERSINAR
SIMON SARANGGIH
KOMPAS 25 Oktober 13
Dibelahan lain dari trans-antlantik,keadaan sama buruknya.ada timbunan hutang Amerika Serikat yang mencapai 16,7 triliun Dollar AS. Lebih ironis lagi,ada keterbelahaan mendalam kongres AS yang menyebabkan pembahasan anggaran beberapa kali terancam buntu.
Perbedaan filsafat dan ideologi republik dan demokrat menjadi akar lain persoalan politik AS,yang berimbas ke sektor perekonomian.ada pula unsur anarkisme tea party,pilar utama republiken,yang memeang tidak menghendaki peran pemerintah dalam hal apapun.setidakya,selama demokrat berkuasa atau hingga kekuasaan Presiden AS Barack Obama berakhir pada 2016,bentrokan tampak tidak bisa dieliminasi.
“mesin telah rusak... warga tidak bisa memiliki gambaran jelas apakah negara ini bisa diselamatkan atau tidak,”kata senator Ricard J Durbin(Demokrat –II-lionis)dalam vidio disitus New York times edisi 13 oktober.ini dia dikatakan setelah kegagalan negoisasi antara repobliken dan demokrat untuk mengakhiri penutupan kegiatan pemerintahan dan pencapai kesepakatan anggaran.
Tampaknya republiken,terutama akibat dorongan tokoh utama Tea party,Tedcruz,senator republiken asal texas,tidak ingin membiarkan Obama meliliki reputasi besar soal pemerintahan.”itulah yang mereka inginkan pemerintahan tidak jalan,”kata ketua senat As haryy ried.
Lepas dari itu, borok-borok ekonomi trans-atlantik sudah mengakar dalam.trans-atlantik sudah mengidap penyakit akud ekonomi ditandai krisis demi krisis sejak 2001.sejak awal dekade 2000,tercatat fluktuasi ekonomi yang dipicu letupan-letupan krisis kepercayaan dibelahan trans-atlantik.
Itulah penyebab perekonomian global mengalami fluktuasi besar sepanjang dekade 2000-an.hal ini turut mempengaruhi ekspor asia,yang banyak ditunjukan ke trans-atlantik.karena itu, pada gejolak selanjutnya,bisa dikatakan tidak aman dari gejolak trans-atlantik.
ANALIS
Ekonomi Indonesia bisa tumbuh pesat dan maju dengan dukungan ekspor sumber daya alam dan industrialisasinya. Selain itu, kedekatan Indonesia dengan China bisa menguntungkan apabila bisa meningkatkan kapasitas manufakturnya dengan produk yang nilai tambahnya tinggi, sehingga bisa memasok kebutuhan China akan barang modal dan penolong. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa mengatasi masalah ekonominya, khususnya infrastruktur buruk yang dihadapinya.
Masa depan yang cerah bagi Indonesia juga diramalkan oleh Goldman Sachs yang tahun 2005 menelurkan Next Eleven (N-11), yang diperkirakan akan memiliki kekuatan ekonomi besar seperti BRIC. Indonesia menjadi bagian dari N-11 tersebut karena memiliki potensi untuk menjadi ekonomi penting jika dapat menjaga pertumbuhan ekonominya yang berkelanjutan, sehingga ekonomi Indonesia bisa berada pada posisi 14 di dunia pada 2025, pada 2050 Indonesia bisa berada pada posisi tujuh, salah satu kekuatan ekonomi dunia Ini berarti bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi besar pada masa mendatang, perlu menjaga keberlangsungan pertumbuhan ekonominya serta mengatasi masalah ekonominya yang masih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar