Kamis, 21 November 2013

KASUS 9

Delapan Pasar Tradisional di Jember Terancam Bangkrut

Kondisi delapan pasar tradisional di Jember sungguh memprihatinkan. Menurut catatan Dinas Pasar Pemkab Jember, setidaknya ada delapan pasar tradisional yang terancam gulung tikar. Secara perlahan, jumlah pedagang di delapan pasar tersebut terus berkurang. Bahkan, ada pasar tradisional yang hanya dihuni seorang pedagang. Delapan Pasar tersebut meliputi Pasar Tegal Boto di Jalan Nias. Hanya tinggal seorang pedagang yang tetap eksisi di pasar itu. Kemudian, Pasar tegalboto; Pasar Sukorejo; Pasar Tegal Besar: Pasar Petung, Kecamatan Bangsalsari; Pasar Sukosari, Kecamatan Sukowono; Pasar Menampu, Kecamatan Gumukmas; Pasar Patrang; dan Pasar Bungur Kecamatan Patrang.
Menurut Kepala Dinas Pasar Jember Hasi Madani, jumlah pedagang di delapan pasar tradisional tersebut menurun tajam. “Di Pasar Tegalboto, hanya tinggal satu pedagang,”Ungkap Hasi. Itu sungguh memprihatinkan. Sebab, Pasar tradisional sebelumnya menjadi pusat perdagangan warga sekitar.
Mantan kepala dinas pendidikan itu menambahkan, pasar sukorejo hanya dihuni sekitar 50 persen pedagang. Sementara itu, pasar Tegalbesar hanya tinggal 30 persen, Pasar Petung 25 persen, Pasar sukosari 40 persen, Pasar Menampu 50 persen, Pasar Patrang 50 persen, dan Pasar Bungur 50 persen. “
ANALISIS :
Sangat ironis jika melihat nasib pasar tradisional saat ini, Banyak pasar tradisional yang terancam tutup. Mereka kini hidup segan mati tak mau. Persaingan dengan pasar modern yang semakin menjamur dan factor lainnya menyebabkan hal-hal diatas. Jumlah pedagang di pasar tradisional terus berkurang karena jumlah pembeli juga berkurang. Banyak dagangan di pasar tradisional yang tidak laku. Daripada terus merugi, banyak pedagang di pasar tradisional yang beralih profesi atau beralih berdagang ke tempat lain. Sudah saatnya pemerintah memperhatikan pasar tradisional dan mengoptimalkan kembali hal ini karena pasar tradisional adalah jantung ekonomi masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar