Delapan Pasar Tradisional di Jember Terancam Bangkrut
Kondisi delapan pasar tradisional di Jember sungguh
memprihatinkan. Menurut catatan Dinas Pasar Pemkab Jember, setidaknya ada
delapan pasar tradisional yang terancam gulung tikar. Secara perlahan, jumlah
pedagang di delapan pasar tersebut terus berkurang. Bahkan, ada pasar
tradisional yang hanya dihuni seorang pedagang. Delapan Pasar tersebut meliputi
Pasar Tegal Boto di Jalan Nias. Hanya tinggal seorang pedagang yang tetap
eksisi di pasar itu. Kemudian, Pasar tegalboto; Pasar Sukorejo; Pasar Tegal
Besar: Pasar Petung, Kecamatan Bangsalsari; Pasar Sukosari, Kecamatan Sukowono;
Pasar Menampu, Kecamatan Gumukmas; Pasar Patrang; dan Pasar Bungur Kecamatan
Patrang.
Menurut Kepala Dinas Pasar Jember Hasi Madani, jumlah pedagang
di delapan pasar tradisional tersebut menurun tajam. “Di Pasar
Tegalboto, hanya tinggal satu pedagang,”Ungkap Hasi. Itu sungguh
memprihatinkan. Sebab, Pasar tradisional sebelumnya menjadi pusat perdagangan
warga sekitar.
Mantan kepala dinas pendidikan itu menambahkan, pasar sukorejo
hanya dihuni sekitar 50 persen pedagang. Sementara itu, pasar Tegalbesar hanya
tinggal 30 persen, Pasar Petung 25 persen, Pasar sukosari 40 persen, Pasar
Menampu 50 persen, Pasar Patrang 50 persen, dan Pasar Bungur 50 persen. “
ANALISIS :
Sangat ironis jika melihat nasib pasar tradisional saat ini,
Banyak pasar tradisional yang terancam tutup. Mereka kini hidup segan mati tak
mau. Persaingan dengan pasar modern yang semakin menjamur dan factor lainnya
menyebabkan hal-hal diatas. Jumlah pedagang di pasar tradisional terus berkurang
karena jumlah pembeli juga berkurang. Banyak dagangan di pasar tradisional yang
tidak laku. Daripada terus merugi, banyak pedagang di pasar tradisional yang
beralih profesi atau beralih berdagang ke tempat lain. Sudah saatnya pemerintah
memperhatikan pasar tradisional dan mengoptimalkan kembali hal ini karena pasar
tradisional adalah jantung ekonomi masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar