Kamis, 21 November 2013

KASUS 6

RAPBN 2014
IRONI ANGGARAN NEGARA KAYA
GIANIE
KOMPAS, 25 0KTOBER 2013
Paket kebijakan pemerintah pada 22 agustus lalu untuk merendam pemburukan otonomi akan perpengaruh pada pendapatan negara tahun 2014.jika tidak hati-hati,keseimbangan primer bisa membengkak dari yang sudah direncanakan dalam RAPBN 2014.disisi lain,alokasi belanja negara memperlihatkan ironi pemerintah.
Sejak tahun 2012, keseimbangan primer anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN),yakni pendapatan dikurangi belanja diluar pembayaran utang,sudah minus.meskipun rasio devisit anggaran terhadap produk domestik bruto (PDB) masih dalam batas aman (kurang dari 3%), keseimbangan primer yang negatif menjadi sinyal tidak sehatnya APBN.
Dalam RAPBN 2014, pemerintah memperkirakan keseimbangan primer masih minus dengan angka lebih kecil,yakni Rp. 34,7 triliun tahun 2012 keseimbangan primer devisit Rp.52,8 triliun yang membengkak minus Rp.111,752.8 triliun pada APBN perubahan 2013.
Ada dua cara mengatasi devisit keseimbangan primer : menambah pendapatan atau efesiensi belanja.cara pertama akan bertabrakan dengan beberapa kebijakan ekonomi pemerintahan untuk menyelamatkan perekonomian akibat merosotnya nilai tukar rupiah dan saham.
Kebijakan pengangguran pajak sebagau insentif industri padat karya dan penghapusan pajak penjualan atas barang mewah jelas akan mempengaruhi pendapatan negara.ditambah pula dengan pemberian insentif tax holiday untuk mepercepat investasi berbasis agro, minyak sawit mentah (CPO) , kakao, rotan, mineral logam,bauksit,dan tembaga.apalagi jika membengkak,menurunnya sumber pendapatan akan memperbesar devisit keseimbangan primer.
Pendapatan negara dalam RAPBN 2014 direncanakan Rp.1662,5 triliun ,naik hampir 11 persen dari APBN-P 2013.sekitar 80 persen pendapatan tetap berasal dari penerimaan pajak ,yakni Rp.1.30,2 triliun,tren penerimaan selalu meningkat,kali ini 14 persen dengan laju agak menurun.penerimaan dari pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai menyadi sumber penyumbang terbesar.
ANALISIS
Alokasi tersebut akan dimanfaatkan  untuk melaksanakan berbagai program dengan output antara lain: (1) tercapainya jumlah  dosen PNS yang menerima tunjangan profesi sebanyak 47.896 dosen, dan Angka Partisipasi  Kasar Perguruan Tinggi (APKPT) 19-23 tahun sebesar 26,7 persen, serta tercapainya satker  penerima dana masyarakat sebanyak 103 satker; (2) tercapainya jumlah siswa SD/SDLB dan  SMP/SMPLB penerima subsidi siswa miskin sebanyak 8.062.561 siswa dan 2.893.187 siswa; (3) tercapainya peserta didik SMA/SMK yang mendapatkan BOS SMA sebanyak 4.384.026 siswa dan BOS SMK sebanyak 4.303.201 siswa serta jumlah peserta didik SMA dan SMK yang mendapat BSM sebanyak 759.975 siswa dan 937.000 siswa;
(4) tercapainya jumlah anak  putus sekolah dan lulus sekolah menengah tidak melanjutkan yang mendapatkan layanan pendidikan keterampilan berbasis kecakapan hidup, bersertifikat, dan bekerja sebesar 19 persen; (5) tercapainya pendidik tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan kompetensi dan profesionalisme di bidang pertanian dan perikanan sebesar 70 persen; dan (6) tercapainya jumlah masyarakat yang mengapresiasi cagar budaya sebanyak 68.114 orang dan jumlah koleksi  museum yang dikelola sebanyak 13.073 koleksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar